Prasangka
1:39 PM
Assalamualaikum
wbt
Teehee. Based
on my conversation with kak yati. Yup imma thinking, why ‘ikhlas’, arent
something visible to the naked eyes? Allah x jdikan ia visible. And knapa Allah tak jdikan suma
manusia ni bleh baca fikiran masing2?
I do have one
person which I don’t have any suitable word to describe this person other than
by being grateful to Allah SWT. Alhamdulillah! So what and why dis person?
Sepanjang I
know this person, dia jarang point my wrongdoing kecuali kalau benar salah
barulah dia bagi teguran, tu pun bernada gurau, but MasyaAllah, direct to the
heart kesan dia. And beside that, dia always congratulate/showing appreciation
in smallest things that I accomplished; such like dpt siap kemas meja, dpt
jemur kain etc (ahaks I know, small matters, lol). And remind me to say
Alhamdulillah in each things I do don’t care lah besar ka kecik apa yg kita
buat tu.
La haw la wala
qu wata illah billah. *There is none of this exist except because of Allah*. Say
Alhamdulillah for nikmat Allah. J
Its like wow!
This person just too good to be true! And smakin me know dis person semakin me
tau dis person just another normal human being, just like me. Just like every
person I’ve known before. But what do have in this person that when imma with
dis person, I feel content? MasyaAllah,
subhanallah. There must be something…
One thing I know
about this person is dia berusaha solat di awal waktu. Jarang sekali untuk dia
melengah-lengahkan seruan Allah ini.
And then
tersebutlah kisah dimana si kawan ni buat something salah, so at that point aku
condemn dia habis-habisan sebab satu kesalahan ni sahaja. And then dia bilang “Okay.”.
And through the day, dia hanya mendiamkan diri.
“Only speak
when your words are more beautiful than the silence”.
Dalam diam dia
tu… Merupakan waktu yg berharga sekali untuk aku bermuhasabah diri. Kesalahan
yang dia buat tu, aku pun pernah buat juga. Dan kenapa aku condemn dia
habis-habisan seolah-olah selama ni dia hanya melakukan keburukan terhadap aku?
Sedangkan, kebaikan yang dia lakukan.. Lebih banyak bermanfaat dari keburukan. So
aku sedih, sebab aku buat dia sedih sebab sedih tu berkait dengan aku dan rutin
harian aku. Jadi aku sedih (semoga cerna difikiran anda ayat ini).
“Wahai orang-orang
yang beriman jauhilah banyak dari prasangka kerana sesungguhnya sebahagian dari
prasangka itu adalah dosa, dan jangan lah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain…” (Al-Hujurat:12)
Betapa ‘prasangka
yang dosa’ itu telah membuatkan aku buta dalam melihat kebaikan orang lain. Sehinggakan
dengan mencari-cari kesalahan dalam diri orang lain mmbuatkan aku terlalu
taksub mahu mengubah orang (yakin benar ye aku dia salah, astaghfirullah)
sedangkan org pertama yang wajib aku ubah adalah diri aku sendiri. Mcamana u
nak suruh orang sabar sedangkan u sendiri tak pandai bersabar right? Pfft.
So then aku pun
roger2 lah minta maaf dgn dia. Alhamdulillah apology accepted, and ukhuwah itu
terasa lebih manis dari yg sebelumnya. Subhanallah. This person ahh.. I tell
you. So good to be true la, bcoz I was like ‘manusia ka juga begini ni?’ With
all those kesabaran thingy and penyerahan diri semata-mata kepada Allah SWT
(remain silent rather than do or saying useless things that may worst the situation). Maybe because hamba Allah yg satu ni menjaga hubungan nya
dengan Allah, jesteru Allah menjaga hubungan dia sesama manusia right? Heeh
Wallahualam. Allahu, subhanallah wallhamdulillah. Apapun semoga hamba Allah yg
sorang ni mendapat kebaikan dimana sahaja dia berada. Allahumma amiin. ^^ If anything appears too good to be true. Stop wishing for it, but praises to Allah and pray to Allah for it to be real. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-rahman: 13) |
P/s: Sorry because I write in broken english~ Tell then, may Allah blessed you. Amiin ^^.
8 Comments